Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Latar Belakang Peristiwa Mandor Berdarah yg Mengerikan

Peristiwa Mandor Berdarah - Sebelum menuliskan kembali tentang apa yang dikatakan Bapak Uca Suherman sebagai Ahli Kunci Makam Juang Mandor, saya selaku penulis menuliskan sebuah rangkuman mengenai serangkaian Tragedi Mandor, yang didapat dari berbagai sumber online, sebagai ringkasan pembuka tentang Sejarah Kelam Peristiwa Mandor.

Peristiwa kelam ini berlangsung selama 2 tahun berturut-turut tepatnya antara 1943 - 1945, pada daerah Kecamatan Mandor, Kab Landak, Provinsi Kalimantan Barat.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Selasar Monumen Makam Juang Mandor.
Dokumen Pribadi
Seperti tujuan para penjajah yang lalu-lalu, bahwa kedatangan Jepang ke Kalimantan Barat pada bulan Juni 1942 adalah hanya untuk mengeruk habis-habisan seluruh kekayaan alam yang ada di Bumi Borneo, khususnya sekitar Kec Mandor Kalimantan Barat, yang memang pada saat itu merupakan salah satu potensi daerah penghasil tambang yang telah di ketahui oleh pihak Jepang.

Oleh sebab itu, Jepang sudah siap dengan dalam segala hal untuk segera mendapatkan kekayaan itu semua.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Lokasi Tambang Pasir di Sekitar Makam.
Dokumen Pribadi

Namun bukan hanya itu, alasan jepang ingin menguasai Kalimantan Barat secara penuh !
Dikarenakan lokasi yang strategis, berpotensi pada sumber daya alam, dan jumlah penduduk yang saat itu hanya berkisar satu setengah juta jiwa, membuat jepang semakin tergiur untuk mengambil alih pemerintahan sebagai negara boneka jepang, seperti pada kisah penjajahan jepang di daerah Manchuria (Tiongkok) dan Korea Kedua.

Sehingga dengan hasrat keji tersebut, membuat Jepang semakin beringas dan membabi buta dalam melibas rakyat setempat tanpa pandang bulu.

Sempat juga terjadi pemutusan generasi penerus Kalbar oleh jepang ( Genosida ), yaitu semua orang yang diketahui berumur 12 tahun ke atas akan di bunuh dan di libas dengan keji oleh pasukan huru hara Jepang.

Lalu anak-anak Pribumi Kalbar yang di bawah umur 12 tahun akan di didik oleh Tentara Jepang, selebihnya akan di gantikan oleh imigran epang untuk menempati Kalbar yang akan di jadikan sebagai negara Boneka tersebut.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Relief Sebelah Kiri Monumen.
Dokumen Pribadi

Rakyat Kalbar khususnya mandor menjadi resah bukan kepalang, kepanikan dimana-mana, teriakan mempertahankan hidup tak dapat lagi disembunyikan, mungkin pada saat itu rakyat Kalbar menganggap ini tak ubah seperti Neraka buatan yang di ciptakan oleh dari Tangan Keji penguasa Jepang pada saat itu.

Pemerkosaan, perampokan, perampasan, dan penindasan menjadi menu kejam untuk Rakyat yang tak mengerti apa-apa.

Oleh karena itu, akhirnya membuat para cendikiawan, raja, tokoh suku, pemuka masyarakat dan beberapa Panembahan Kalbar menjadi bersatu padu untuk merundingkan, tentang bagaimana cara memukul mundur Jepang agar tindakan semena-mena ini dapat di hentikan.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Relief sebelah kanan Monumen.
Dokumen Pribadi
Namun entah sial atau memang merasa terkutuk tanpa sebab, hasil musyawarah rundingan tersebut tercium oleh endusan Jepang.

Namun Jepang belum mengambil tindakan, karena memang pada saat itu Jepang sedang berada di atas angin, terlebih atas keberhasilan Jepang yang sudah menduduki Kota Nanking (Tiongkok) pada saat itu, tentulah membuat Jepang menjadi Percaya Diri untuk dengan mudah menuduki Kalimantan Barat..

Memang dasar insting pemburu, selang beberapa waktu, Jepang kembali mencium hal yang tak beres di balik isi rundingan tersebut.

Bodohnya, informasi tersebut didapat oleh mata-mata yang memang asli dari peserta rindingan, yang memang di anggap kaum cendikiawan juga, namun hingga saat tulisan ini dibuat, nama penghianat tersebut belum dapat di pastikan dan mungkin saja akan menjadi rahasia sejarah di balik kelamnya Peristiwa Mandor Berdarah.

Kecurigaan jepang semakin menjadi-jadi seketika mendapat informasi mengenai kedatangan dua utusan cendikiawan berasal dari Banjarmasin, yang bernama dr Soesilo dan Malay Wei.

Yang mana secara diam-diam memang sudah berniat untuk melakukan pemberontakan terhadap tentara kependudukan Jepang pada bulan Januari 1944.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Kilas Pandang Makam Juang Mandor 1.
Dokumen Pribadi
Jepang semakin beringas dan berapi-api untuk melakukan serangan dan penculikan yang dikarenakan maksud dari rundingan tersebut.

Akhirnya pada tanggal 28 Juni 1944, pasukan jepang dengan mudah menggagalkan rencana para cendikiawan tersebut, dengan diawali penculikan dan pembunuhan besar-besaran, Jepang memulai kembali untuk meluluh lantakan kekuatan Kalbar pada saat itu.

Bukan hanya di sekitar Mandor saja yang mengalami peristiwa pahit, Kab Mempawah juga yang pada saat itu merupakan daerah Istana Raja Mempawah menjadi tempat pelampiasan Jepang yang panik akan tujuan rundingan para cendikiawan akan bersatu padu memukul mundur Jepang.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Masih di Makam Juang Mandor ( Urutan 1 ).
Dokumen Pribadi
Kendaraan khas jepang yang bertutup terpal menjadi separuh perjalanan kebengisan jepang dalam melakukan penculikan terhadap Raja Mempawah pada saat itu, dengan tipu muslihat ajakan berunding.
Alhasil jepang berhasil menculik Raja Mempawah, bersamaan dengan penangkapan Panangian Harahap dan Gusti Djafar yang pada saat itu bersamaan dengan Raja Mempawah.

Lalu Jepang kembali memainkan sifat Antagonisnya dengan menyungkup ketiga kepala Cendikiawan tersebut termasuk Raja Mempawah di dalamnya.

Dengan tangan terikat dan bertutup kepala berbahan bakul pandan, para cendikiawan di giring secara paksa menuju Truck yang sudah siap untuk mengantar eksekusi.

Setelah berhasil meringkus, para serdadu Jepang dengan sigap melakukan tindakan aneh, yaitu menempeli istana kerajaan dengan sebuah cap konyol yang berbunyi Warui Hito yang di artikan sebagai Rumah Orang Jahat.
Latar belakang peristiwa mandor menjadi sejarah kelam di balik pembunuhan massal para pejuang Kalimantan Barat yang diperingati 28 Juni sebagai Hari berkabung
Makam Juang Mandor (Urutan 5) - Makam Terpanjang.
Dokumen Pribadi
Sehingga dengan tempelan bodoh dan doktrin konyol tersebut, membuat rumah tersebut tidak akan kedatangan tamu.

Lebih parahnya lagi, Jepang sudah menerapkan cara tersebut sebelum menempel di Istana Mempawah ini.
Dengan demikian para Rakyat umum tak berani dan bahkan tak berniat bertamu pada rumah yang sudah di tempeli Cap Warui Hito tersebut.

Karena jika diketahui melanggar, rakyat akan bernasib sama, selain rumah mereka akan ditempeli dengan kalimat konyol serupa, Masyarakat juga akan mendapatkan jemputan paksa oleh pihak Jepang yang menyungkupi kepala mereka dan akan di giring ke dalam Truck juga.

Peristiwa penculikan dengan penungkupan kepala tersebut dikenal dengan istilah "Oto Sungkup".
Sepertinya kalau dilihat-lihat tak ada yang menakutkan dari perihal penungkupan Kepala tersebut.
Namun sebenarnya para korban penungkupan kepala bukan hanya berhenti di truck lalu diperkerjakan begitu saja atau di lepaskan.

Melainkan semua korban dan termasuk para cendekiawan, raja, kepala suku tersebut, akan di bawa menuju tempat pembantaian yang dikenal sebagai sekarang ini, yaitu Komplek Makam Juang Mandor.

Lalu setibanya di mandor, korban penculikan tersebut disuruh berkerja mati-matian, seperti pada program Jepang yang sangat populer yaitu Romusha.

Berhasil sudah pasukan Jepang menghancurkan Mental dan Fisik seluruh Rakyat Kalbar tanpa pandang bulu, ras, agama, dan suku, yang terpenting saat itu Jepang hanya ingin menguasai Indonesia dan siap menumpas dengan keji.bagi siapa saja yang menghadang, oleh sebab itu sangat wajar jika di Kalbar telah kehilangan Kaum Pintar selama 30 Tahun semenjak peristiwa Mandor Berdarah.

Singkat kisah, setelah Hiroshima dan Nagasaki di Bom oleh sekutu Amerika, membuat Jepang kewalahan dan dilanda panik dalam menyusun kekuatan militer, terlebih Rezim Jerman yang pada saat itu yang merupakan sekutu Jepang telah menandatangani instrumen penyerahan diri pada tanggal 8 Mei 1945.

Akhirnya tepat setelah peristiwa pemboman Hiroshima Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, jepang kehilangan kekuatan dan personil perang, dengan demikian menjadi angin segar bagi Para Pejuang rakyat Indonesia pada saat itu.

Khususnya di Kalbar, momen tersebut benar-benar di manfaatkan untuk melakukan pemberontakan dalam tujuan mengusir Jepang secara besar-besaran.

Semangat pemuda Kalbar semakin menjadi-jadi ketika tentara Jepang benar-benar kewalahan menghadapi kekompakan dan geriliya para rakyat.

Demikian artikel selayang pandang mengenai Sejarah Peristiwa Mandor Berdarah, yang ditulis berdasarkan referensi online dan dari narasumber Ahli Kunci Makam Juang Mandor.

Berikut Video Dokumentasi, Ketika Perbincangan Bersama Sang Juru Kunci Makam.
****
Kurang dan lebihnya dalam penyampaian artikel ini, kiranya mohon dimaafkan, semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan Sejarah Indonesia.

Sekian Terima Kasih.

Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Mandor
Guido Famula
Guido Famula Saya blogger asal pontianak, yang tertarik menulis pengalaman perjalanan. untuk saat ini pengalaman yang saya bagikan masih disekitaran hutan kalimantan barat. semoga bermanfaat

Posting Komentar untuk "Latar Belakang Peristiwa Mandor Berdarah yg Mengerikan"