Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kuliner Paling Ekstrim Khas Suku Pedalaman Kalimantan

Wisata kuliner seakan telah mendarah daging bagi mereka yang menyukainya. 

Jika di Jepang ada kuliner ekstrim dengan nama Ikizukuri yaitu ikan segar yang badannya di iris tipis dan disajikan dalam keadaan hidup, atau kuliner lain seperti Otak kera segar dari china, atau yang yang paling sadis dan saya yakin anda tidak mau mendengarnya terlebih mencobanya yaitu sup bayi atau embrio manusia, sungguh ekstrim bukan? 


Namun tahukah anda bahwa di negara kita juga memiliki kuliner ekstrim khas suku pedalaman yang tidak kalah mengerikan, berikut akan saya paparkan beberapa makanan ekstrim khas suku pedalaman, khususnya suku pedalaman Kalimantan Barat.

Adapun beberapa kuliner ekstrim khas suku pedalaman kalimantan barat yang saya sarankan jangan anda coba adalah sebagai berikut :  

1. ULAT SAGU


tahukah anda bahwa di negara kita juga memiliki kuliner ekstrim khas suku pedalaman yang tidak kalah mengerikan, berikut akan saya paparkan beberapa makanan
Ulat Sagu
Kuliner yang satu ini berasal dari pedalaman kalimantan yaitu kuliner ulat sagu, ulat sagu jika dilihat sekilas hampir mirip dengan belatung di daging busuk, namun memiliki ukuran yang relatif lebih besar dari ulat belatung, ulat sagu yang biasa dijadikan kuliner khas suku pedalaman dipilih yang berukuran sedang 1 - 2 cm. 

Bagi para penikmatnya, dikabarkan ulat sagu memilki rasa manis dan sedikit kenyal, serta memilki tekstur yang unik. Ulat sagu juga dipercaya masyarakat setempat memiliki banyak khasiat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh karena kandungan protein yang tinggi. 


Cara penyajiannya juga sangat sederhana, ada masyarakat yang menyajikannya dengan cara digoreng setengah matang atau ditumis pedas, ada pula yang memakannya mentah - mentah, dengan alasan agar rasa manisnya tidak hilang. Kuliner ini biasa dapat ditemukan di pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Sampai sekarang masyarakat setempat masih ada yang mengkonsumsi kuliner ekstrim jenis ini.

2. DARAH BEKU

tahukah anda bahwa di negara kita juga memiliki kuliner ekstrim khas suku pedalaman yang tidak kalah mengerikan, berikut akan saya paparkan beberapa makanan
Darah Ayam Yang dibekukan menyerupai jelly
Selanjutnya masih dari suku pedalaman Kalimantan Barat, yaitu kuliner ekstrim Darah Beku. Darah yang biasa digunakan adalah darah segar dari hewan yang baru selesai disembelih, seperti ayam, anjing ataupun babi. 

Penyajian kuliner ekstrim yang satu ini juga sangat unik, darah binatang yang baru disembelih dicampuri penyedap rasa dan ditempatkan di sebuah wadah hingga membeku seperti jelly, darah yang sudah membeku dibaluti dengan daun pisang beberapa lapis, setelah itu dipanggang di atas bara api yang menyala sekitar 15 menit atau hingga darah beku tersebut terlihat kecoklat - coklatan. 


Setelah matang, masyarakat setempat biasa memakannya langsung atau dijadikan lauk pada saat makan.

3. PEKASAM PULANG HARI
Tahukah anda bahwa di negara kita juga memiliki kuliner ekstrim khas suku pedalaman yang tidak kalah mengerikan, berikut akan saya paparkan beberapa makanan
Ilustrasi
Di daerah suku pedalaman Kalimantan Barat, ada sebuah kuliner unik dan sangat ekstrim yaitu Pekasam Pulang Hari. Bila kita mendengar nama 'Pekasam', mungkin yang terlintas di benak kita, khususnya masyarakat borneo adalah ikan yang dilumuri garam di diamkan selama berminggu - minggu seperti pekasam pada umumnya. 

Namun tidak demikian pada pekasam pulang hari, pekasam jenis ini sunguh sangat ekstrim dan sangat menjijikan. Pekasam pulang hari tidak berbahan dasar ikan, melainkan pada umumnya berbahan dasar daging ayam. 


Proses pembuatannya juga tidak kalah ekstrimnya, daging ayam yang sudah dibersihkan dan dikerat kecil tidak melalui proses pemasakan menggunakan api seperti pada umumnya, melainkan keratan daging ayam tersebut diberikan secara paksa pada anjing khusus hingga anjing tersebut sangat kekenyangan dan mulai muntah. 


Muntahan anjing ini lah yang biasa disebut masyarakat setempat dengan nama pekasam pulang hari. Muntahan dari anjing ini biasanya dicuci hingga bersih menggunakan air panas dan dicampurkan dengan bumbu - bumbu tradisional khas suku pedalaman. 


Keunikan dari kuliner jenis ini ialah daging ayam tersebut tidak melalui proses pemasakan melalui api, melainkan melalui lambung anjing dengan memanfaatkan asam yang ada pada lambung anjing tersebut. Masyarakat suku pedalaman Kalimantan Barat yang pernah mengkonsumsi Pekasam Pulang Hari juga mempercayai bahwa daging ayam yang dimuntahkan anjing akan matang dengan sempurna seperti dimasak menggunakan api. 


Namun perlu di ingat, anjing yang digunakan masyarakat suku pedalaman tersebut ialah anjing khusus, dalam artian anjing ini memang dikandang dan juga dijaga kebersihannya, serta dikhususkan untuk melakukan pembuatan Pekasam Pulang Hari (tidak dilepas), dan  terkadang bila akan dilakukan pembuatan pekasam pulang hari, anjing yang digunakan tidak diberi umpan terlebih dahulu selama beberapa hari, dengan maksud agar pada saat diberi daging ayam ia akan memakannya dengan rakus hingga mengeluarkan muntahan yang kemudian dijadikan Pekasam Pulang Hari.

Pekasam Pulang Hari biasa ditemukan di daerah pedalaman Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Namun, sekarang pekasam jenis ini sudah sangat jarang ditemukan, karena dinilai menjijikan dan menyiksa sang anjing. Tetapi, bila ada yang penasaran, boleh anda suguhkan sendiri di rumah anda dengan anjing anda. 
Dari pada enggak kuat dengan extreme kuliner, coba baca yang ini : 3 kuliner tradisional nusantara yang wajib dicoba
Itulah tadi 3 kuliner paling ekstrim khas suku pedalaman Kalimantan Barat versi Travedisi, saya sangat menyarankan anda untuk tidak mencobanya. Namun, bila ada yang penasaran, boleh langsung berkunjung ke Kalimantan Barat, dan langsung mencobanya sendiri, sekian terimakasih.

Jadi.. Dari kuliner yang telah di Sajikan di atas? Kuliner mana yang ingin Anda Coba?

Bagikan pendapatt Anda pada Kotak Komentar di bawah ini.

Posting Komentar untuk "Kuliner Paling Ekstrim Khas Suku Pedalaman Kalimantan"